Thursday, May 22, 2014

A Dusty Book

Baiklah kawan-kawan, setelah beberapa bulan blog ini sama sekali tidak terurus, saya ulangi, tidak terurus, akhirnya karena kehendak Tuhan gue membuka dan mulai menulis hal-hal nggak penting lagi di blog ini.
Buat comeback kali ini, gue akan menceritakan hal-hal yang udah banyak berubah sepanjang tahun ini, 2014. Secara post terakhir gue itu umurnya sudah hampir setahun.
Okay, sekarang apa yang harus gue omongin sekarang?
Well, gue akan coba hubung-hubungkan dengan judul post ini.
Karena out of topic itu, bukan bukan gaya gue.
Dusty book, also known as buku berdebu. Benar-benar cocok buat mendeskripsikan blog ini bukan? Jadi supaya gue nggak membuatnya berdebu lagi, gue akan membuat suatu komitmen.
Yaitu, gue harus minimal membuat dua post setiap bulannya. Gue yakin akan gue langgar sebentar lagi.

Talk about dusty books, di rumah gue banyak yang namanya buku berdebu. Mulai dari ensiklopedia, buku panduan belajar bahasa prancis, manga shoujo jepang picisan, sampai buku sakti segala resep pengobatan tradisional. Dipikir-pikir, gue udah membaca hampir semua buku-buku itu, terutama ensiklopedianya. Sekarang kalian tahu kenapa gue bisa tahu hal-hal nggak penting yang kadang diri gue sendiri pun nggak tahu kegunaannya. Unfortunately, keadaan buku-buku itu sekarang ini sudah pasti dalam masa keabuan mereka - berdebu. Karena setahu gue, dari semua anggota keluarga gue, cuma gue sendiri yang mengotak-atik buku-buku itu. Bukan, bukan karena gue rajin. Tapi karena emang pada zaman gue kecil, seumuran adik-adik gue, nggak ada yang namanya iPod, PSP, Playstation 2 dan kawan-kawannya di rumah gue. Yang ada ya hanya itu, buku-buku berdebu dengan kertas menguning.

Alasan kenapa hati gue pas kecil itu tergerak buat baca, bukan disuruh sama orang tua atau apa, tapi karena gue berharap gue bisa masuk ke buku itu, macam film-film itu lho. Buku lama berdebu dibuka, abis itu ngisep orang yang ngebuka masuk ke dimensi lain. Disekelilingnya nanti hutan sama hewan-hewan yang udah punah. Tampaknya gue dulu kebanyakan nonton spacetoon.

Tapi karena alasan kekanakan itu lah, gue bisa seperti sekarang. Maksudnya, bisa gitu punya minat walaupun sekecil biji sesawi sama yang namanya ilmu pengetahuan alam. Walaupun sebenarnya, minat gue yang satu itu paling banyak terpengaruh sama bokap gue, yang akan gue bicarakan nanti, entah kapan. Yang pasti ada.

Udah sekian itu saja, gue lagi males ngetik, mau ngejar dua puluh post dalam waktu tiga hari! Gue nggak akan sebengis itu, bikin blog baru terus copas isi blog ini. Kecuali kalau emang udah stuck banget.

God bless you, see you on the next post!

0 comments:

Post a Comment