Friday, May 23, 2014

Joko Widodo, The Third Best Mayor in The World

Hai kawan, terima kasih mau membaca artikel nggak mutu ini. Kali ini gue mau membicarakan tentang topik yang lagi panas-panasnya nih di Indonesia, mulai dari media massa sampai dunia maya. Yup,satu dari para politikus ternama yang berusaha mendapatkan tahta kepala negara kita tercinta ini, yaitu Joko Widodo.
Menurut gue, sebagai murid kelas 8 biasa yang nggak tahu menahu soal dunia politik nan keras, mungkin hal ini agak tidak penting bagi kita.
Tapi gue pengen ngomongin. So deal with it.

Dari sekilas, simpati masyarakat Indonesia saat ini sudah pasti ada di pribadi Pak Jokowi. Kenapa? Mari gue ceritain perjalanan karirnya sebagai politikus.
Jadi gini. Awalnya, sosok dengan aksen jawa yang kental ini adalah pengusaha kayu gitu, lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Nah, pas lagi menjalani usahanya, beliau itu suka sama pengaturan kota yang oke punya di Eropa sana. Jadi itu mendorong dia buat masuk ke dunia politik, yang pasti dimulai di daerah asalnya, Surakarta.

Beliau dicalonin sama partai PDIP dan PKB buat jadi walikota Surakarta. Awalnya sih susah buat ngatur kota itu yang dulunya kurang baik pengelolaannya. Tapi selama tujuh tahun kepemimpinannya, justru sekarang kota Solo bisa sampai masuk ke pelajaran universitas luar negeri dan dikenal sebagai kota budaya. Dan bukan cuma itu aja. Kalian tahu Esemka? Itu lho, mobil buatan siswa-siswa SMK Surakarta. Ia meresmikan mobil jenis itu sebagai mobil dinas resmi beliau, yang membuat Esemka mendapat perhatian media nasional. Terus ada juga nih, mungkin favorit bagi anak-anak muda di Surakarta, yaitu beliau membuat Taman Balekambang yang awalnya nggak terurus jadi taman botani kecil, lengkap dengan Wi-Fi. Lengkap dengan Wi-Fi, saudara-saudara!

Dan kalian tahu alasan kenapa dia mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta? Bukan, bukan karena dia bosan dengan Surakarta. Tapi karena Pak Jusuf Kalla yang secara pribadi meminta langsung ke beliau. Terus, Pak Prabowo Subianto juga meminta PDIP (partainya Pak Jokowi) buat ngedukung Jokowi sebagai gubernur DKI. Awalnya sih, Bu Megawati selaku kader DPIP ragu, hampir aja dia mencalonkan Pak Fauzi Bowo. Tapi akhirnya PDIP memutuskan untuk mencalonkan beliau bersama-sama dengan Pak Basuki T Purnama a.k.a Ahok. Awalnya sih pasangan ini bukan favorit orang-orang yah, tapi ternyata akhirnya mereka menang dengan 54% suara atas Fauzi Bowo - Prijanto! Wooah!

Nah, abis kepilih jadi gubernur DKI, masalah berdatangan. Paling besar terjadi karena masalah banjir dan macet yang nggak selesai-selesai. Pas itu rakyat jadi agak pesimis akan kemampuan Jokowi. Tapi tenang, menurut pendapat gue pribadi sih, kinerja Jokowi itu cukup memuaskan, secara emang sulit mengatur ibu kota yang penuh kontroversi.
Kenapa gue bisa bilang gitu? Bukannya masalah banjir dan macet nggak selesai-selesai? Terus apa yang beliau lakukan pas menjabat?

Begini. Kalian tahu, selama dua tahun Jokowi-Ahok menjabat, beliau sudah melakukan banyak tindakan yang membangun ibu kota ke arah lebih baik.
Contohnya, kendaraan umum. Beliau "membangkitkan kembali" ide pembangunan Angkutan Massal Cepat a.k.a MRT yang udah berdebu, terlupakan sampai bertahun-tahun. Beliau juga meresmikan pembangunan jalur hijau Monorel Jakarta sepanjang sebelas kilometer.
Yang lucu ada nih, jadi 'kan beliau juga berencana akan membuat bus Transjakarta menjadi seribu. Nah, ditambah 656 bus artinya. Di antara bus-bus itu, ada yang udah berkarat. Artinya apa? Pasti ada kecurangan sama Dinas Perhubungan DKI. Akhirnya beliau membebastugaskan, atau bahasa kasarnya, menendang, Udar Pristiono dari jabatan sebelumnya sebagai Kepala Dishub DKI Jakarta. Dan akhirnya beliau memutuskan agar pemesanan armada Transjakarta akan melalui sistem E-Katalog, bukan lelang lagi.

Ngerti maksudnya? Artinya beliau itu memang memegang teguh mottonya, yang memang bersih dan transparan. Beliau bersama Pak Basuki telah melakukan hal-hal baik demi DKI Jakarta yang lebih maju.
Yang bikin gue salut sama beliau, politikus dengan trademark baju kotak-kotak ini orangnya down to earth dan nggak ngebeda-bedain SARA. Kenapa gue bisa bilang gitu?

Jadi cici gue punya temen. Nah, temennya ini pernah ke Surakarta. Pas di supermarket, dia ngeliat ada bapak-bapak tua naik sepeda ontel, disalamin sama orang-orang sekitar. Dia otomatis bingung, siapa tuh orang? Abis itu dia nanya ke petugas supermarketnya.
"Mas, dia siapa ya? Kok banyak orang yang nyapa?"
"Oh, beliau itu walikota sini, Mas.."
Seketika itu juga dia membeku.
Dan baru gue sadar kalau bapak tua itu ternyata Pak Jokowi.
Down to earth at its finest, seriously.

Tentang SARA, jadi begini. Beliau selama dua tahun masa jabatannya sebagai Gubernur DKI udah ngadain banyak banget rotasi jabatan. Nah, diantaranya ada tuh yang namanya Susan Jasmine Zulkifli. Dia kepilih sebagai lurah di wilayah Lenteng Agung. Terpilihnya dia membuat kontroversi, karena Bu Susan adalah seseorang yang beragama Kristen, sementara mayoritas warga di Lenteng Agung itu adalah umat beragama Islam. Masalah ini tambah runyam gara-gara Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi meminta Pak Jokowi untuk mempertimbangkannya lagi. Tapi, Jokowi menegaskan bahwa ia tidak akan menurunkan Bu Susan dari jabatannya karena agama dan hanya akan mempertimbangkan kinerjanya.
Gimana? Kurang hebat apa coba?

Kalau ditanya tanggapan gue soal Pak Jokowi jadi calon presiden.. well, menurut gue sendiri sih, lebih baik beliau nggak kepilih dulu, kali ini. Tunggu. Menurut gue, lebih baik selesain dulu urusan di DKI Jakarta. Kalau soal jadi presiden, beliau juga bisa calonin diri setelah dia udah nggak jadi gubernur DKI lagi. Kita lihat dulu kinerjanya dalam mengatur DKI Jakarta, karena kalau beliau nggak mampu ngurus ibu kota, apalagi negara?

Gue rasa sekian post gue kali ini. Maaf agak membosankan, tapi apa daya, gue sedang mood untuk menulis ini. God bless you and see you on the next post!

0 comments:

Post a Comment