Wednesday, February 20, 2013

[Don't have title yet] Stories chapter one part one


Benarkah... makhluk seperti 'kami' ada?

Hari ini adalah hari pertama gadis bernama Lisa dan orang-orang seangkatannya masuk SMP dengan seragam resmi alias udah tidak konyol seperti di MOS lagi. Lisa baru saja menggantungkan dasinya di leher saat seseorang memanggilnya.
"Lisa, cepat turun dan sarapan!" seru ibunya dari dapur sambil mentiriskan ebi furai .
"OK, Ma. Sebentar..." jawab Lisa sambil membawa tas yang masih ringan tanpa buku pelajaran. Segeralah Lisa turun dari kamarnya dan berjalan menuju dapur.
"Mama masak ebi furai ya? Kelihatannya enak.." kata Lisa dan mengambil sepotong dan memasukkannya ke dalam sistem pencernaannya.
"Nih, minumnya. Pelan-pelan saja.." ujar ibunya sambil meletakkan segelas air mineral di meja.
"Terima kasih, Ma." kata Lisa sambil mengangkat gelas itu dan meneguknya sampai habis.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Bye, Ma!" seru Lisa sambil terburu-buru keluar dari rumahnya sambil melambaikan tangan. Dia segera masuk ke mobil dan meminta supir langsung berangkat menuju sekolah. Setelah beberapa saat, dia perlahan-lahan mulai memudarkan senyumnya dan mengubah ekspresi menjadi datar.
---------------

"Akhirnya sampai..." batin Lisa sambil berjalan pelan dari tempat parkir menuju gerbang sekolah Bibit Harapan Nusantara. Suasana disana masih cukup sepi, namun ada beberapa anak dari kelas 8 dan kelas 9 yang sedang bercanda di tempat biasa masing-masing.
"Kira-kira... disini apakah ada...? Ah, tidak mungkin.. gedung ini kan baru.." pikir Lisa sambil melihat ke sekeliling dan memutuskan untuk pergi ke kelasnya, secepat yang dia bisa. Setengah berlari, dia naik ke lantai dua.
"Tidak ada tanda-tandai 'itu', tenang saja..." batinnya sambil memperlambat lajunya, dan akhirnya dia bisa rileks saat sudah sampai di kelasnya. Kelas itu masih terbilang sepi, hanya ada beberapa anak yang sudah menempatkan tasnya dan mulai memperkenalkan diri masing-masing.
"Lisa, sini.", Kata seorang perempuan berambut panjang sambil menggunakan isyarat jari. Lisa tersenyum sedikit dan berjalan perlahan menuju bangku disebelah teman lamanya yang bernama Ananda Ayu itu.
"Nanda, cepat sekali sudah datang. Jarang-jarang.." ujar Lisa sambil menurunkan bangku dan meletakkan tasnya.
"Ha, maksudnya apa ya? Kau pikir aku tidak bisa datang lebih cepat?" jawab Nanda sambil memasang ekspresi yang sulit dijelaskan, dan yang lebih aneh, mengundang tawa.
"Yah, siapa tahu.. ngomong-ngomong, apakah.. kau pikir disini ada.. 'itu'?" bisik Lisa pada Nanda dengan wajah serius. Nanda berpikir sebentar dan menjawab dengan sama seriusnya.
"Entahlah, aku belum tahu. Kita lihat saja nanti.." jawab Nanda sambil menerawang keluar jendela kelas. Mereka berdua pun hening sejenak, dan entah mengapa seisi kelas juga hening. Tiba-tiba, pintu terbuka dan mengejutkan hampir semua orang.
"Akhirnya sampai.." desah seorang laki-laki sambil berjalan pelan menuju tempat duduk paling belakang. Semua orang setelah beberapa saat akhirnya kembali ke aktivitas masing-masing.
-----------

Setelah hari perkenalan yang membosankan dan biasa, akhirnya tiba waktu istirahat. Semua anak mulai membuat teman dan mengobrol secara berkelompok, kecuali beberapa orang yang sepertinya tidak berminat mengetahui semua nama murid di kelas itu.

Lisa membuka satu buku kecil di tempat duduknya, pelan-pelan dan sembunyi-sembunyi, menunggu sampai sebagian besar orang telah keluar.

Hari pertama, tidak ada yang aneh. Sepertinya sekolah ini tidak memiliki 'itu', mungkin... Anehnya aku bertemu dengan seseorang yang 'sama' dengan kami. Apa jangan-jangan...?

Tulisnya di buku diari atau lebih mirip seperti buku laporan hariannya itu dan berhenti, lalu menyimpan buku kecil itu di saku. Saat dia ingin bangkit dari tempat duduknya, matanya kaget melihat kehadiran seseorang yang tidak ia sadari..

To Be Continued...

0 comments:

Post a Comment