Monday, May 13, 2013

Fan Fiction [Grand Chase] : Reverse

Genre: School Life, Slice of Life, Romance, Comedy
Language: Indonesia

Chapter 1 Part 1
(posted 5/13/2013)

"Mulai hari ini, aku harus terlihat kuat!" pikir Elesis sambil memasang pin bertuliskan 'Fatal Metal' di dasinya. Penampilan gadis berambut merah ini sangat mencolok, terlebih karena pemakaian seragam sekolah yang asal dan kusut.
"Ele, cepat pergi ke sekolah!" seru seseorang dari arah dapur. Elesis segera mempercepat gerakannya dan segera berlari menuju dapur.
"Ini bekalmu- Hei, ada apa dengan penampilanmu?!" seru ibunya terkejut saat melihat putri satu-satunya berpakaian layaknya berandal cilik.
"Ah, terima kasih!" kata Elesis setelah memasukkan bekalnya ke dalam tasnya, "Aku pergi dulu! Sampai jumpa, Bu!" seraya berlari keluar rumah dengan terburu-buru.
"Ada ribut-ribut apa sih, Bu?" kata adik Elesis bernama Elsword yang baru saja keluar dari kamarnya menggunakan seragam SMP yang baru.
"Yah, mungkin dia hanya terlalu bersemangat. Hari ini adalah hari pertama SMAnya," kata ibunya, "Ngomong-ngomong bukankah kamu juga harus bergegas?"
"Oh iya!" seru Elsword sambil memasukkan bekal ke dalam tasnya, berpamitan dan berlari menuju stasiun kereta menyusul kakaknya. Sejenak rumah itu menjadi hening.
"Dasar.. adik kakak sama saja," gumam Ibunya sambil tertawa kecil, "Mereka mirip sekali denganmu, Elscud.." kata Ibunya pelan seraya memandangi foto seorang pria tiga puluh tahunan berambut merah yang tertawa sambil menggendong seorang bayi perempuan.

-----

"Eh, eh, kau di kelas berapa?" "Di kelas 1-C, kalau lu?" "Kalau aku di..."
Terdengar kasak-kusuk murid baru memenuhi ruang aula. Banyak murid berkumpul di depan papan pengumuman, penasaran kelas mana yang akan mereka tempati.
"Hm... di kelas mana, ya?" pikir Elesis sambil melihat daftar nama murid. Tangannya menelusuri baris demi baris dari daftar itu. Tiba-tiba tangannya bersentuhan dengan seseorang.

Chapter 1 Part 2
(posted 5/15/2013)

"Ah, maaf." gumam Elesis sambil menarik tangannya dengan segera. Sayangnya dia kurang cepat sebelum orang itu menggenggam pergelangan tangannya.
"Kau... Elesis?" kata laki-laki berambut silver kehijauan itu dengan nada agak terkejut.
"...Zero?" kata Elesis dengan nada yang sama terkejutnya. Mereka saling pandang selama beberapa detik sebelum Zero melepas pergelangannya dan angkat bicara.
"Kau.. banyak berubah," gumam Zero dengan nada yang datar, "Seingatku dulu kau sangat.. alim."
"Yah, orang-orang berubah.." kata Elesis pelan sambil mengangkat bahu. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan murid sekolahnya dulu.
"Perubahan tidak terlalu buruk," ujar Zero ringan dengan nada yang masih datar.
"Ngomong-ngomong, kelasmu apa?" tanya Zero sambil menunjuk daftar kelas.
"Hm...." Elesis berpikir sejenak, "...1-A.." jawabnya pelan sambil menunjuk namanya di daftar tersebut.
"Well, artinya kita sekelas. Aku mohon kerja samanya." kata Zero sambil menyisipkan senyum samar itu lagi. Elesis membalasnya dengan mengangguk. Setelah beberapa detik canggung yang hening, Elesis akhirnya tak mampu menahan tawanya.
"Hmph.. hahahaha!"
"Eh? Kenapa kau tertawa?"
"Aku ingat sekali, dulu kau sangat pemalu sampai-sampai bicara pun tidak. Siapa yang paling banyak berubah, hah?" kata Elesis dengan nada yang masih menahan tawa. Zero pun juga ikut tertawa, tapi terkendali.
"Seperti katamu, orang-orang berubah.." kata Zero sambil mengangkat bahu, meniru gaya Elesis tadi.
"Tapi kurasa kau yang lebih banyak berubah. Dulu kau sangat terkesan 'alim' dan diam, sedangkan sekarang," kata Zero sambil menunjuk pakaian Elesis, "Memakai seragam dengan benar pun tidak."
"Uhh.. aku 'kan hanya mau merubah penampilan saja.." jawab Elesis dengan agak lesu.
"Haha.. tidak apa-apa. Cukup cocok.." ujar Zero sambil menepuk-nepuk kepala Elesis.
"Cocok dengan kepribadianmu."
"Apa maksudmu dengan kepribadianku?!" kata Elesis dengan nada agak marah. Zero pun tertawa lagi dengan masih terkendali dan menepuk-nepuk kepalanya. Elesis memasang wajah cemberut dan tiba tiba terdengar suara pemberitahuan, "Bagi murid baru dipersilahkan untuk masuk ke aula dan duduk di tempat yang telah disediakan, terima kasih."
"Ah.. kita sepertinya harus segera duduk." kata Zero pelan.
"Ya, ayo cepat." ujar Elesis dengan sama pelannya seraya berjalan ke arah kumpulan kursi diikuti Zero.


"...Elesis?" kata seseorang yang masih berdiri di depan papan pengumuman itu.

0 comments:

Post a Comment