Wednesday, May 1, 2013

Opini Tentang Sistem Pelajaran

Akhirnya setelah terdelay selama beberapa hari akhirnya gue bisa post juga.
Ngomong-ngomong, gue mau membicarakan tentang topik yang selalu hangat bagi seluruh murid yang sekolah. Yak, pelajaran. 
Apakah lu termasuk orang yang merasa nilai pelajaran itu penting banget? Apa lu nggak terlalu peduli nilai lu jelek atau nggak? Atau lu sebenarnya nggak mau peduli banget tapi terpaksa peduli karena tekanan sekitar?
Gue dan hampir semua murid sepertinya masuk ke kategori ketiga.
Post ini ditunjukkan untuk orang tua dan guru, karena gue mau menjelaskan perasaan dan keadaan psikologis siswa-siswi di masa-masa sekarang dengan bahasa dan opini gue sendiri.
Sebagai anak sekaligus murid di Indonesia, kami diharuskan untuk mendapat nilai yang bagus di semua bidang. Gue ulangi, semua bidang.
Tahukah orang tua dan guru kalau sebenarnya kami berusaha mendapat nilai bagus supaya tidak dimarahi, ditekan dan dipandang sebelah mata? Kami takut kalian akan kecewa kalau membandingkan nilai kami. Kami takut kalian akan marah kalau melihat rapor kami. Kami takut kalian akan menjudge kami dengan seenaknya begitu melihat nilai kami yang turun. Kami TAKUT.
Kalian seharusnya mengerti, karena gue yakin hampir semua dari kalian pernah sekolah. 
Tapi, sebagian dari kalian menganggap kami semua sama. Yang penting untuk kalian adalah citra kalian tidak tercemar. Benar, 'kan?
Bukankah sebagian dari kalian berperilaku seperti ini;
Anak-anak yang nilainya bagus begitu nilainya turun, kalian langsung menjudge kami seenaknya.
Anak-anak yang nilainya kurang semakin kalian tekan dengan omongan-omongan yang melukai hati.
Sadarkah kalian?
Pernahkah terbesit di pikiran kalian, sebenarnya apa gunanya pelajaran hapalan yang diajarkan pada kami? Kami menghapal mati-matian untuk sekedar angka dan huruf di kertas. Setelah selesai, kami langsung melupakannya. Apa poin yang didapat? Tidak ada.
Kami sebenarnya ingin sistem belajar yang mengembangkan bakat yang ada pada kami, bukannya menutupi kekurangan kami. Kami ingin ilmu yang berguna permanen di kehidupan, bukan hapalan tak berarti yang akan hilang diterpa angin.
Sebagian dari kalian mem-blacklist semua anak yang nilainya kurang dan berperilaku buruk, padahal yang kami inginkan adalah kalian bertindak untuk mengubah kami. Bukan semakin menekan kami dan membandingkan kami dengan orang lain.
Semua anak berbeda! Bakat yang kami miliki tidak sama. Syukurlah kalau ada dari kami yang pandai menghapal, tapi bagaimana dengan nasib anak yang sulit? Bagaimana kalau ada sebagian dari kami yang berpikir dengan logika dan menghitung? Dengan kreativitas dan insting?
Apa gunanya penyanyi masa depan mempelajari sejarah, padahal dia tidak akan pernah menggunakannya?
Apa gunanya pengusaha teknologi sukses dua puluh tahun nanti mempelajari seni musik, walaupun sebenarnya tidak perlu?
Kenapa kalian tidak mengarahkan kami ke profesi yang benar sejak dini berdasarkan bakat dan minat, bukannya semakin membuat kami bingung dengan pelajaran yang bertambah setiap saat?
Kami masih belum dewasa, karena itu kami butuh kehadiran kalian untuk menuntun kami. Kami ingin menjadi orang yang kreatif, bukan mesin fotokopi.
Kalian mengajar kami untuk menjadi seperti kalian, bukan? Mengikuti jejak kalian.
Guru IPS mengajar murid untuk menjadi guru IPS. Guru B.Indo mengajar murid untuk menjadi guru B.Indo.
Mungkin ada sebagian dari kami yang akan menjadi seperti kalian, tapi itu hanya sebagian kecil.
Kami memiliki mimpi yang berbeda-beda, tujuan hidup yang berbeda-beda dan bakat yang berbeda-beda.
Kami ingin kalian membantu kami mencari tahu dan mendalaminya! Bukan mencari kekurangan kami dan mendalaminya. 
Kalau si A jago menyanyi tapi kurang di biologi, beri dia les menyanyi, bukannya les biologi. Kalau dia semakin mendalami bidang menyanyi, di masa depan dia juga tidak memerlukan ilmu biologi karena dia bidangnya bernyanyi.

Sekian opini gue, terima kasih sudah membaca. God bless us.

Regards,

Selavyera M.

0 comments:

Post a Comment